Valentine's Day Piercing Arrow Heart

Music Player

Senin, 09 September 2013

Hidup: Santai atau Penuh Tantangan?


  Hidup. Banyak makna yang dapat diambil hanya dari satu kata sederhana ini. Ada yang bilang hidup itu perjuangan, hidup itu tantangan, dll. Intinya, banyak sekali makna dari satu kata ini. Maknanya tergantung orang-orang yang menafsirkan makna dari kata ini.

  Kembali ke judul postingan kita kali ini. Ada yang menjalani hidup dengan santai tanpa pencapaian tertentu, ada juga yang menjalani hidup dengan penuh target. Sebenarnya, yang mana sih, yang benar? Yang santai atau yang penuh target dan tantangan?

  Hidup yang santai itu sebenarnya tidak salah sama sekali. Ada kalanya kita harus santai menghadapi kehidupan yang terus berputar setiap saat agar kita tidak mengalami hal-hal yang bernama stress dan depresi. Kan, kalau kita terkena dua hal tersebut, bahayanya besar! Betul?

  Tapi, kalau kita menjalani kehidupan dengan terlalu santai, ingat, itu tidak baik! Mengapa? Orang yang cenderung terlalu santai menjalani hidup (mungkin) tidak akan mengenal apa itu tantangan, perjuangan, dan kesulitan hidup. Padahal, di luar sana, banyak sekali hal-hal yang kita namakan tantangan, perjuangan, dan kesulitan hidup. Mungkin, sewaktu ia mendapat hal-hal di atas, mentalnya akan tidak kuat menghadapinya.

  Bagaimana kalau orang yang hidupnya penuh tantangan? Orang yang hidupnya penuh tantangan memiliki mental baja. Ia tidak takut terhadap tantangan, apapun itu. Ia cenderung bangkit jika terjatuh ke dalam lubang yang kita sebut dengan 'kegagalan'. Baginya, kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Dia terus belajar dari kegagalannya untuk menjadi orang yang sukses.

  Nah, sekarang apa yang akan kita pilih? Hidup santai, atau penuh tantangan? Itu tergantung dari hati nurani kalian sendiri, karena kalianlah yang menjalani kehidupan kalian sendiri, bukan orang lain. Ikuti hati nuranimu dan jangan pernah terpengaruh oleh orang lain.

Senin, 18 Februari 2013

Dua Sisi dari Valentine


   Valentine, salah satu perayaan yang kerap kali dirayakan oleh remaja saat ini, baik remaja di luar negeri maupun di Indonesia. Sebenarnya, apa sih, makna dari Hari Valentine sehingga perayaan ini menjadi wajib bagi beberapa remaja sekarang?

   Menurut beberapa remaja, Hari Valentine adalah hari berkasih sayang yang jatuh setiap tanggal 14 Februari. Biasanya, mereka merayakan hari berkasih sayang ini dengan kekasih/pacar, namun tak sedikit juga yang merayakannya bersama teman, sahabat, maupun keluarga. Kadang-kadang malah ada remaja yang menembak orang yang ia sukai pada momen Valentine ini.

    Nah, sekarang, mari kita mengupas dua sisi dari momen Valentine ini. Di satu sisi, kita dapat mengungkapkan rasa kasih sayang yang lebih kepada orang-orang yang amat kita sayangi, seperti orangtua, teman, sahabat, maupun pacar. Kita juga dapat melakukan kegiatan sosial untuk menebarkan rasa kasih sayang kita, seperti membantu anak-anak yatim piatu dan kaum dhuafa, dll.

    Di sisi lain, Valentine kerap menjadi momen untuk melakukan hal-hal di luar norma-norma yang telah tertanam sejak dahulu. Para remaja terkadang minum-minuman keras, memakai narkoba, hingga seks bebas.   Tentu itu dapat merugikan diri sendiri hanya untuk mengungkapkan rasa kasih sayang. Kasihan, kan?

    Nah, jika kamu-kamu merayakan Valentine, lakukan hal-hal positif untuk mengungkapkan rasa kasih sayangmu, ya! Jangan sampai melewati batas, karena itu dapat merugikan dirimu sendiri, lho! Ingat ya!

Minggu, 17 Februari 2013

PHP, Atau Angan-Angan Tingkat Tinggi?


   PHP, kata-kata yang sering juga kita dengar zaman sekarang selain move on, galau, dll. PHP di sini artinya bukan bahasa skrip lho, tapi Pemberi Harapan Palsu! Zaman sekarang, kalau tidak paham dengan istilah ini, duh, ketinggalan zaman banget sih! Tapi masih bingung ya, PHP itu apa? Yuk, kita cari tahu tentang seluk beluk PHP!

  PHP alias pemberi harapan palsu ini adalah seseorang yang suka sekali membuat lawan jenisnya terbang tinggi, lalu ia hempaskan lagi ke bumi... Ups, bukan! Seperti namanya, PHP adalah seseorang yang hanya suka mengumbar harapan-harapan palsu yang takkan ia wujudkan.

  Masih kurang jelas nih? Aku kasih contoh ya... Misalnya ada seseorang yang sering banget bersikap romantis, sering memerhatikan kita, dll. Siapa yang tak terpesona ketika si ia melakukan itu kepada kita? Apalagi kita menyukainya. Kita seakan-akan nge-fly karena sikapnya. Tapi ternyata... Ia tidak menyukai kita. Ironis, bukan?

   Eh, tapi ada satu hal yang harus kita ingat, lho! Tak selamanya orang yang bersikap seperti itu disebut PHP. Lho, why? Bisa saja lho, kita yang terlalu mengharapkan si ia. Mungkin saja si ia hanya ingin bersikap baik dengan kita dalam batas pertemanan, betul? Jadi, jangan cap seseorang itu PHP kalau alasannya belum jelas, ya!

Move On: Sungguh-Sungguh, Atau Terpaksa?


   Move on... Sebuah kata yang sering kita dengar saat ini. Biasanya dilakukan oleh orang-orang yang galau karena masalah cinta (termasuk diriku). Pokoknya acapkali kita mendengar dan menyaksikan makin banyaknya umat manusia yang mengalami masa yang kita sebut dengan "move on" ini. Tak peduli kaya atau miskin, tua atau muda.

   Tapi, ada satu pertanyaan yang benar-benar harus diajukan kepada orang-orang yang mengalami move on: "Move on-nya sungguh-sungguh, atau hanya terpaksa?" Hati-hati lho, karena belum tentu semua orang yang mengalami move on itu benar-benar ingin move-on. Bisa jadi ia hanya terpaksa move-on, tuh. Lho, kok bisa? Ya bisa saja, kan tak ada yang tak bisa terjadi di dunia ini, betul?

  Bagi orang yang benar-benar meniatkan hati ini untuk move on, tak ada lagi cerita terjebak kenangan bersama sang mantan. Ia menganggap bahwa mantan adalah masa lalu yang tak perlu ia ingat-ingat kembali kenangannya. Ia juga menganggap bahwa sosok sepertinya tak hanya satu di dunia yang luas ini, jadi ia bangkit dan berani memulai langkah untuk mencari sosok cinta sejatinya.

  Berbeda dengan orang yang terpaksa move on, ia masih saja terperangkap dalam kenangannya. Ia masih tak bisa bangkit untuk melanjutkan hidupnya dan mencari sosok lain yang (mungkin) menjadi cinta sejatinya. Ia masih mengharapkan sosok sang mantan. Ya, siap-siap aja jadi calon gagal move on, betul?

  Nah, sekarang, tanamkan dalam hati kalau kalian akan move on dengan sungguh-sungguh! Ingat, sosok sepertinya itu bertebaran di belahan bumi manapun, jadi jangan harapkan sosoknya lagi untuk menghiasi hatimu! Setuju? HIDUP MOVE ON!

Jatuh Cinta : Benar atau Salah?


   Jatuh Cinta... Pasti setiap orang merasakan hal itu, betul? Mulai dari yang kaya atau miskin, muda atau tua, yang sehat ataupun yang sakit-sakitan, bahkan orang yang paling kejam pun, (mungkin) pernah merasakan jatuh cinta. Intinya, jatuh cinta itu manusiawi, dan semua manusia pasti merasakannya.

   Tapi, ada satu pertanyaan yang mungkin masih tersimpan dalam lubuk hati yang terdalam ini. Apakah jatuh cinta itu benar, atau salah? Jawabannya, TERGANTUNG. Tergantung bagaimana kita menghadapi momen yang kita sebut sebagai "Jatuh Cinta" ini.

   Ada kalanya, jatuh cinta itu benar. Ketika kita jatuh cinta, kita cenderung ingin tahu tipe kekasih yang ia harapkan, lalu mengubah diri kita menjadi tipe kekasih yang ia harapkan tersebut. Misalnya, ia menyukai sosok yang cerdas, berbudi pekerti luhur, mengerti etika, dll. Tentu tanpa kita sadari, kita telah merubah sifat kita yang (mungkin) kurang baik, menjadi lebih baik lagi, tanpa mengubah sifat-sifat baik kita yang telah ada sejak dulu.

   Tetapi, ada kalanya jatuh cinta itu salah. Ketika kita jatuh cinta, acapkali kita melakukan apapun hanya untuk membuatnya tertarik. Sampai-sampai kita melanggar norma-norma yang ada. Ada kalanya juga orang yang membuat kita jatuh cinta itu hanya memberikan harapan-harapan palsu yang (sudah pasti) takkan ia laksanakan. Kemudian kita stress dan depresi, lalu melampiaskannya ke hal-hal yang buruk, seperti narkoba, miras, dll. Bahkan, ada yang sampai bunuh diri hanya karena jatuh cinta. Itu hal yang cukup bodoh, tapi (mungkin) ada yang melakukannya.

  Ingatlah, jatuh cinta itu tidak dilarang, tetapi kalian harus memilih, apakah jatuh cinta itu benar, atau salah. Itu adalah pilihan kalian untuk memaknai apa itu jatuh cinta. Tak selamanya jatuh cinta itu benar, dan tak selamanya jatuh cinta itu salah.